Edisi Ramadhan 1446 H
Menjadi Muslim Rahmatan Lil 'Alamiin
Oleh: Ustadz Ahmad Saefudin, S.Si., M.M.
Sering kita mendengar istilah yang sangat familiar “ Islam rahmatalil “alamiin”, islam sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta. Islam mengajarkan kepada kita tentang kedamaian, kebahagiaan dan keselamatan baik didunia maupun akhirat
Dalam Al Quran surat Al Anbiya ayat 107, Allah SWT berfirman mengenai rahmatan lil alamin
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.”
Islam secara bahasa berarti damai, keamanan, kenyamanan, dan perlindungan. Sedangkan, secara agama, Islam adalah manifestasi dari damai.
Kata Rahmatan artinya kasih sayang yang dilandasi dengan ketulusan yang mengharapkan kebaikan. Adapun lil ‘Alamin artinya adalah untuk semesta alam dan seisinya, termasuk seluruh makhluk.
Abu Utsman Kharisman dalam bukunya Menebarkan Kasih Sayang dalam Bimbingan al-Quran dan Sunnah, menyebutkan bahwa beberapa ahli tafsir ada pula yang mengartikan Al-‘Alamin adalah manusia dan jin.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka makna Islam Rahmatan lil ‘Alamin adalah Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam semesta.
Muslim Rahmatalil’alamiin
Sebagai seorang muslim maka menebarkan, mendakwahkan dan mengamalkan islam rahmatalil’alamin adalah keharusan. Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, “Seorang Muslim itu adalah orang yang orang-orang Muslim lainnya merasa aman dari (kejahatan) lisan dan tangannya.”
Dalam hadits riwayat Bukhari yang lain, Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang bertanya kepada Nabi, apakah (amalan-amalan) yang baik di dalam Islam? Nabi menjawab: engkau memberikan makanan dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal dan kepada orang yang engkau tidak kenal.
Selain itu, dalam hadits riwayat An-Nasa’i, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Seorang muslim itu adalah orang yang orang-orangnya manusia lainnya merasa aman (kejahatan) lisan dan tangannya dan orang mukmin adalah orang yang manusia lainnya merasa aman atas darah (jiwa) dan harta mereka.”
Dari tiga hadits tersebut menunjukkan bahwa Islam sebagai agama secara normatif memastikan terwujudnya kedamaian dan keselamatan seluruh umat manusia, dan orang muslim tidak lain adalah mereka yang mewujudkan nilai-nilai luhur Islam tersebut.
Untuk mewujudkan islam yang rahmatalil’alamiin setidaknya seorang muslim harus mempunyai 10 karakter yang melekat dalam kepribadiannya. Adapun 10 karakter muslim tersebut adalah :
1. Salimul Aqidah (Good Faith)
Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada diri seorang muslim. Dengan itu, seseorang akan memiliki ikatan yang kuat dengan Allah Swt. Sehingga, dia akan senantiasa berada di jalan-Nya dan enggan menyimpang dari-Nya.
2. Shahihul Ibadah (Right Devotion)
Shahihul Ibadah merupakan salah satu perintah Rasul SAW yang sangat penting. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda: ‘shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat.’
Dari ungkapan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam melaksanakan ibadah, seseorang haruslah merujuk kepada sunnah Rasulullah SAW. Tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan di dalamnya.
3. Matinul Khuluq (Strong Character)
Matinul Khuluq merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setiap Muslim, baik dalam hubungannya dengan Allah maupun dengan makhluk-Nya. Melalui akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia maupun di akhirat.
4. Qowiyyul Jismi (Physical Power)
Qowiyyul Jismi merujuk pada seorang Muslim yang memiliki daya tahan tubuh baik dalam melaksanakan ajaran Islam. Sehingga, ibadahya pun menjadi optimal dan fisiknya menjadi kuat.
Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang kuat. Sehingga, seorang Muslim dianjurkan memiliki qowiyyul jismi sebagai kepribadiannya.
5. Mutsaqqoful Fikri (Thinking Brilliantly)
Mengutip buku What Is Next: Being Success with Islam oleh Mukhamad Yusuf, kecerdasan yang dimaksud adalah peran akal yang digunakan seorang Muslim, di mana setiap aktivitas mereka selalu melibatkan Allah Swt. Sehingga, mereka lebih terarah dan memiliki pola pikir yang Islami.
6. Mujahadatun Linafsihi (Continence)
Mujahadatun linafsihi merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim, karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan dan kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada setkal diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Tidak beragmana seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran islam) (HR. Hakim).
7. Harishun Ala Waqtihi (Good time management)
Poin ini penting dimiliki oleh setiap Muslim. Sebab Allah Swt dan Rasul-Nya telah memerintahkannya. Nilai ini harus ada pada diri mereka dan senantiasa menjadi bahan evalusi agar tidak berujung pada kelalaian.
8. Munazhzhamun fi Syu’unihi (Well Organized)
Munzhzhamun fi syuunihi termasuk kepribadian seorang Muslim yang ditekankan dalam Alquran dan hadits. Oleh karena itu, dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah, harus diselesaikan dengan baik.
Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan baginya menyelesaikan urusan tersebut dengan baik. Sehingga, Allah pun menjadi cinta kepadanya. Dengan kata lain, suatu urusan yang dikerjakan secara profesional akan mendatangkan keberkahan Allah Swt.
9. Qodirun ‘alal Kasbi (Independent)
Memiliki kemampuan usaha sendiri atau mandiri merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang Muslim. Sebab, mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilakukan jika seseorang memiliki kemandirian, terutama dari segi ekonomi dan finansial.
10. Naafi’un Lighoirihi (Giving Contribution)
Bermanfaat bagi orang lain merupakan sebuah tuntutan kepada setiap Muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja bernilai baik sehingga di manapun dia berada, orang di sekitarnya bisa merasakan keberadaannya.
Pembentukan 10 karakter muslim ini perlu diupayakan dengan pembinaan yang teratur dan tersistem. Maka lembaga pendidikan menjadi sarana yang paling efektif untuk membentuk 10 karakter muslim ini. Pondok pesantren modern Thariq bin Ziyad Boarding school dengan 4 pilar utama Akhlak, Al Qur’an, Akademik dan Bahasa (A3B) berkomitmen untuk mencetak generasi Shaleh dan Cerdas yang memiliki 10 karakter muslim. Dengan komitmen ini maka Pondok pesantren modern Thariq bin Ziyad Boarding school berusaha melahirkan generasi muslim yang menghadirkan Islam Rahmatalil’alamiin.

Ahmad Saefudin, S.Si., M.M.
Kepala Sekolah SMPIT Thariq Bin Ziyad Boarding School