🚀Bersama Membangun Generasi yang Shaleh dan Cerdas

Share

Facebook
WhatsApp
Telegram
Edisi Ramadhan 1446 H

Keunikan Ramadhan di Negeri Para Nabi

Oleh: Faris Rifqi Nugroho, Lc

1 Ramadhan 1446H (01/03/2025) – Bicara tentang nuansa Ramadhan di seluruh negara baik itu negara muslim atau pun non-muslim pasti sangat menarik, bagaimana tidak, suasana tahunan yang penuh keberkahan ini tentunya diharapkan dan ditunggu-tunggu kaum muslim di penjuru dunia.

Setiap negara memiliki tradisi dan keunikan tersendiri dalam menghiasi dan menghidupkan vibes atau nuansa Ramadhan, semisal di negara kita Indonesia, kita memiliki tradisi ngabuburit, berburu takjil, sahur on the road, berbondong-bondong pulang ke kampung halaman, kegiatan pesantren kilat, dan masih banyak lagi sebagaimana yang kita alami dan rasakan di daerah kita.

Namun, tulisan ini tidak akan membahas nuansa Ramadhan di Indonesia, sebagai gantinya saya akan menceritakan tentang nuansa Ramadhan di mancanegara. Mari kita mulai dari:

1. Mesir

Negara yang mendapatkan gelar sebagai negeri seribu menara dan negerinya para nabi ini memiliki penduduk kurang lebih 106 juta jiwa disertai beragam pemeluk agama yang berbeda, diantaranya ada agama Islam Sunni dengan persentase 88% (delapan puluh delapan persen) dan disusul dengan agama Kristen Ortodoks Koptik serta agama-agama lainnya. Namun, para muslimin disana sangat dapat menjaga keharmonisan antar agama satu sama lain, bahkan di suatu daerah disana terdapat sebuah masjid yang berbelakang-belakangan dengan sebuah gereja

Nuansa Ramadhan nya disana tentu tidak kalah jauh menarik dengan yang ada di Indonesia. Biasanya penduduk Mesir sangat menyukai lampu-lampu hias warna-warni di sekitar rumahnya dan di jalan, juga memasang hiasan khasnya seperti lentera Fanous, bulan sabit dan lainnya serta suasana ramai yang dipenuhi para pelancong dan penduduk Mesir tentu akan membawa kalian ke pengalaman yang sangat berbeda.

Jadi, mari kita bahas beberapa keunikan nuansa Ramadhan di Mesir, diantaranya:

a. One juz in a night

Hampir 90% (sembilan puluh persen) masjid-masjid di mesir selalu menerapkan metode satu juz satu malam pada pelaksaan sholat tarawih bahkan di beberapa masjid besar lainnya dapat mencapai dua juz demi menghidupkan nuansa malam kemuliaan dari Ramadhan. Dan fakta uniknya lagi, untuk menjadi imam sholat tarawih disana dibutuhkan paling sedikit tiga imam yang nantinya akan saling menggantikan ketika salah satu diantara mereka butuh mengistirahatkan suaranya, bukan hanya banyaknya ayat yang mereka bacakan tetapi juga nada, intonasi, dan riwayat bacaan qur’an yang lain, maka tak heran jika imam dan para jama’ah sering menangis ketika pelaksanaan sholat tarawih karena penghayatan ayat-ayat suci yang dalam.

b. Maidaturrahman

Maidaturrhaman yang berarti hidangan dari yang Maha Pengasih memiliki konsep yang sangat relevan dengan syariat dan islam yaitu pembagian Ifthar (hidangan untuk berbuka puasa) dengan gratis tanpa pandang bulu pada orang, ras, kulit, dan umur berapa pun. Menu Ifthar nya pun terbilang cukup lengkap, biasanya kalian akan mendapatkan satu paket makanan berat, dessert, minuman seperti jus atau semcamnya, dan kurma.

Maidaturrahman pasti bisa kalian temukan di sepanjang jalan atau masjid atau tempat berkumpulnya banyak orang, dan tidak perlu khawatir jika kalian sedang di dalam kendaraan umum seperti bus dan waktu maghrib telah dekat, akan tetap ada orang yang memberikan Ifthar, bahkan mereka masuk ke dalam bus untuk menanyakan berapa jumlah penumpang untuk dibagikan. Jika kalian beruntung, pada sepuluh hari terakhir Ramadhan biasanya terdapat sejumlah uang yang cukup besar diletakkan di dalam Maidaturrahman.

Jadi, jangan takut ya jika ingin mengunjungi Mesir di saat bulan Ramadhan, pastinya kalian akan mendapatkan nuansa, pengalaman menarik nan baru, dan keberkahan yang melimpah. Sebenarnya masih banyak lagi keseruan dan keunikan nuansa Ramadhan yang ada di Mesir, tapi mari kita pindah dan bahas negara lain yang tentunya juga memiliki keunikan lain pada nuansa Ramadhan.

2. Lebanon

Negara dengan bendera yang menampilkan pohon aras di tengahnya konon dahulu diberi gelar sebagai “Swiss-nya Timur Tengah” karena kekuatan finansialnya yang begitu kuat dibanding negara Timur Tengah lainnya sebelum adanya Perang Saudara Lebanon. Meskipun di tengahnya perkembangan negara tersebut, mereka memiliki tradisi sangat unik dan klasik dalam memberitahukan bahwa waktu ifthar (berbuka puasa) sudah dekat, yaitu dengan menggunakan tembakan meriam yang ditunggu-tunggu penduduk disana.

Menurut sejarahnya, cara menandai waktu berbuka ini hadir dari Mesir ketika masa Kesultanan Ottoman. Awalnya, meriam yang ditembakan hanya sekadar uji coba kualitas meriam baru. Namun, pada saat itu bertepatan dengan waktu magrib di bulan puasa. Masyarakat umum yang mendengar justru menganggap inilah tanda berbuka puasa. Sejak saat itu, peringatan meriam ini terus dilakukan setiap bulan puasa di penghujung sore. Jadi, sama sekali tidak berkaitan dengan konflik yang kerap timbul di area Timur Tengah.

3. Maroko

Negara yang memiliki nama resmi Kerajaan Maroko atau dalam bahasa arab disebut dengan Al-Mamlakah al-Magribiyah memiliki sejarah yang berbeda dengan negara-negara tetangganya. Dimana budaya Maroko merupakan campuran antara budaya Arab, dan Eropa. Juga negara ini merupakan sebuah monarki konstitusional dengan parlemen yang dipilih. Raja Maroko memegang kekuasaan eksekutif dan legislatif yang luas, terutama dalam militer, kebijakan luar negeri, urusan agama, dan tradisi khasnya.

Bicara tentang tradisi, selama bulan Ramadhan tentunya besar sekali antusias para penduduk di negara tersebut dalam memeriahkan nuansa Ramadhan. Negara yang memiliki persentase 98,7% pemeluk agama islam disana memiliki tradisi yang tidak pernah putus sejak abad ketujuh yaitu mereka akan menyaksikan kehadiran Nafar, sekelompok pembawa pesan yang mengenakan pakaian tradisional mereka. Kelompok yang mengenakan gandora, sandal, dan topi ini akan memberi tanda awal fajar dengan melodi khasnya. Nafar berkeliling di jalan-jalan sambil meniup terompet sebagai cara untuk membangunkan masyarakat agar dapat melakukan sahur.

Ternyata tanpa kita sadari bahwa beberapa negara di luar sana memiliki banyak kemiripan dengan Indonesia dalam menghidupkan dan memeriahkan nuansa Ramadhan, semoga tradisi dan adat yang selama ini terjaga dengan baik bisa menjadi warisan berharga di masa depan agar bisa dinikmati nantinya oleh anak-cucu kita semua.

Baca juga:

One Response

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Are You Ready
For Digital Classroom ?